Tha.Sha.My.Win.Pit

rss

Sabtu, 05 Juni 2010

Analisis Novel "The Curious Incident of The Dog in The Night Time"


The Curious Incident of The Dog in The Night Time
Christopher Boone, serang anak penyandang Sindrom Asperger berumur 15 tahun. Kehidupan baginya adalah sesuatu yang membingungkan karena dunia yang ada dalam pikirannya adalah dunia dimana ia adalah satu-satunya orang yang hidup. Chris lebih suka tinggal di ruangan yang sempit dan gelap sendirian dibandingkan harus ke lapangan yang luas yang penuh sesak dengan orang-orang dan terkadang harus berinteraksi dengan mereka, ini dikarenakan Chris menilai interaksi dengan orang sangat membingungkan walaupun hanya obrolan ringan atau candaan—yang sering kali memiliki arti lebih dari satu. Kata kiasan atau majas menurutnya merupakan hal aneh dan tidak mungkin terjadi, misalnya pohon menari. Chistopher juga tidak dapat mengartikan mimik muka orang yang sedang bicara dengannya karena menurutnya mimik manusia itu mudah sekali berubah yang membuatnya semakin bingung dalam mengartikannya.

Chris merasa manusia itu tidak bisa diperkirakan, bagaimana mereka berpikir dan bagaimana mereka akan bertindak, oleh karena itu Chris lebih suka berkomunikasi dengan benda mati seperti komputer yang selalu memberikan jawaban yang pasti, dan sangat menyukai matematika dan ilmu alam.

Chistopher sangat mengikuti aturan karena apa yang diperintahkan oleh orang lain atau aturan yang ada sudah disimpan dalam ”memori” di otaknya. Apabila menemukan situasi, suatu tempat atau saat seseorang berbicara dengannya, maka ia akan berusaha mencari informasi di dalam otaknya tentang hal tersebut. Oleh karena itu, Chistopher tidak menyukai keramaian karena pada saat keramaian banyak orang yang berbicara atau suara bising sehingga ia tidak dapat mengolah dan mencari informasi dengan benar di otaknya sehingga ia bisa merasa pusing karena terlalu banyak berpikir. Chris mendasari tingkah lakunya berdasarkan segala sesuatu yang ia sukai serta yang memiliki jawaban yang pasti seperti matematika. Chris hanya bisa melakukan sesuatu berdasarkan apa yang telah ia pelajari atau sesuatu yang diharuskan oleh orang lain.

Selain benda mati, Christopher juga tertarik pada hewan, bahkan ia jauh lebih baik berinteraksi dan dapat mencurahkan afeksi kepada hewan karena ia merasa tidak perlu terlibat banyak komunikasi dengan hewan ketimbang manusia. Inilah yang membawanya berpetualang dalam memecahkan pembunuhan seekor anjing pudel tetangganya yang bernama Wellington.

Dalam memecahkan kasus pembunuhan ini, Chistopher yang biasanya tidak suka berbicara dengan orang asing kali ini harus memberanikan diri berbicara dengan orang asing (tetangganya) untuk mendapatkan informasi. Chris merasa berbicara dengan orang adalah hal yang membingungkan dan sia-sia karena belum tentu ia mengerti apa yang dibicarakan oleh orang lain, kecuali hal itu adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.

Chris merasa terkejut mengetahui banyak hal yang disembunyikan oleh orang-orang disekitarnya. Namun Chris tidak peduli apakah ayahnya pernah berhubungan dengan Mrs. Shears, atau ibunya yang berselingkuh dengan Mr. Shears, bahkan hanya kebingungan yang ia rasakan ketika mengetahui ayahnya berbohong mengenai ibunya masih hidup selama ini. Seluruh tubuhnya menggigil dan perutnya mual. Sebenarnya tubuhnya bereaksi akan luka psikologis mengenai ibunya namun kognisinya tidak dapat mencerna hal tersebut.

Pukulan yang paling berat baginya adalah ketika ia mengetahui bahwa ayahnya lah yang telah membunuh Wellington. Chris merasa terancam karena ia seakan-akan menyadari bahwa ia selama ini tinggal bersama seorang pembunuh. Ia merasa pembunuhan terhadap Wellington sama seperti pembunuhan terhadap manusia lain. Chris berpikir apabila ayah bisa membunuh Wellington, bisa saja ia adalah berikutnya.

Hal ini menimbulkan ketakutan pada diri Chris sehingga memutuskan untuk pergi dari rumah. Namun ia harus membuat skema logis akan apa yang harus ia lakukan karena ia tahu bahwa tidak bisa hidup sendiri, ia harus tinggal bersama orang lain. Ia memutuskan untuk pergi ke London menemui ibunya. Meskipun ia harus bertarung dengan rasa takutnya, terutama ketika ia berada di stasiun, dipaksa untuk bersentuhan dengan orang-orang, dan bertahan akan suara bising yang sangat memekakan telinga.

Setelah apa yang ia capai, Chris merasa sangat bangga bukan karena kehidupannya yang kembali lengkap melainkan karena ia bisa menghadapi ketakutannya untuk pergi ke London seorang diri, lulus dalam tes matematika tingkat A, berhasil memecahkan pembunuhan Wellington, dan berhasil membuat sebuah buku yang menceritakan pengalaman dirinya. Dari apa yang ia capai, Chris hanya merasa tidak ada satu pun di dunia ini yang tidak ia lakukan.

5 komentar:

The Existential Analysis (TEA) mengatakan...

hai apit,wini,sha-sha, simy, n vita...
biz buka-buka blog kalian... tampilan nya bagus..apalagi ada hamster nya...hehe
oh ya,, analisis novel "the curious incident of the dog in the night time" (y ampun panjang banget c judulnya...)menurut saya masih kurang mendalam... sepanjang yang saya baca itu masih seperti ringkasan novel nya saja (pinjam bukunya ya..keknya menarik..^_^). sepertinya kan kalian menganalisis chris nya saja. tpi belum tergambar analisis eksistensialnya chris. bagaimana perasaan nya saat dia harus berhubungan dengan orang lain dalam memecahkan kasus padahal sebenarnya dia tdk suka utk berhubungan dengan orang lain. lalu chris merasa matematika itu satu hal yang bisa membuat dia tenang,,nah it kenapa bisa begitu... hehe.. cuma itu aja c yg masih bingung..selebihnya mah udh bagus...semangattttt ^_^

our minds mengatakan...

itu yang bisa kita gambarkan dari sudut pandang dia sebagai asperger, semuanya tercantum ko mengenai apa yang ia rasakan.. dia tenang karena disitu juga disebutkan bahwa matematik itu sesuatu yang bersifat pasti.. asperger itu rigid, chris itu memandang dunianya seperti yang digambarkan di analisis... coba dilihat kembali karena seluruh analisisnya benar2 yang kami bahas hanya mengenai chris, kami berusaha menggunakan sudut pandangnya.. tapi trima kasih atas kritik dan sarannya..

The Existential Analysis (TEA) mengatakan...

Menurut saya, memang yang kalian bahas mengenai Chris. Tapi saya tidak mendapatkan inti dari orang ini seperti apa, karena terlalu banyak pembahasan atau informasi yang kalian masukkan tentang Chris ini. Jadi terasanya justru seperti sedang membaca rangkuman. Itu sih, yang bikin bingung dan kurang kerasa aroma Analisis Eksistensialnya. Tapi yah itu mah, pendapat saya saja.
Semangat ^_^

our minds mengatakan...

iya memang itu yg membedakan antara aspeger dgn org normal lainnya, benar2 tidak mudah untuk mendalami pemaknaan mereka jika kami tidak memberitahukan informasi mengenai makna apa yang ingin anak asperger ini sampaikan.. jika kami tidak memaparkannya secara detail maka org awam akan sgt sulit untuk memahaminya.. yang kami bahas disini bukan inti kepribadian Chris namun perspektif dan pemaknaannya saat menghadapi permasalahan serta dunia luar.. mungkin masih banyak kekurangan namun ini yang dapat kami gambarkan untuk tidak melihat chris sbg penyandang asperger ini tidak sekedar dilihat dari sudut pandang observer, mungkin akan lebih menarik jika teman2 membaca novelnya juga, seru lho.. ^^
tapi terimakasih atas kritik dan saraannya yaa..
tetap berkarya dan mencoba yg tbaik.. ^^

Rumah Jahit Lara mengatakan...

KATANYA KAJIANNYA PSIKOLOGI EKSISTENSIAL,TAPI KETERKAITAN ANTARA ISI NOVEL DENGAN KAJIAN TEORI EKSISTENSIALNYA, MANA?????

Posting Komentar