Akar dari permasalahan yang dialami oleh keluarga Abbott adalah kekecewaan. Oleh karena telah terpisah 6 tahun, orang tua Maya telah kehilangan tahun-tahun perkembangan anaknya. Maka ketika mereka kembali tinggal bersama, mereka sulit menerima kenyataan bahwa Maya telah mulai tumbuh dewasa. Orang tuanya masih menganggap Maya seperti anak kecil dan masih mengarahkan apa yang harus Maya lakukan. Ini menyebabkan konflik berat dalam diri Maya. Maya yang pada umurnya sedang membangun otonominya menjadi merasa terkekang dan unreal karena tidak diizinkan untuk melakukan hal-hal secara mandiri. Akibatnya Maya lalu merasa dirinya adalah sebuah mesin yang harus melakukan segala sesuatunya dengan benar meskipun itu bukanlah keinginannya. Maya melihat ini sebagai suatu penyangkalan atas dirinya, merasa bahwa orang tuanya tidak ’melihat’ dirinya sebagai ’seseorang’ yang merupakan ’dirinya apa adanya’. Inilah mengapa ia merasa tidak pernah mendapat kasih sayang yang nyata dan tulus terutama dari ibunya, dan kehilangan perasaannya karena ia merasa lebih baik tidak mempunyai perasaan agar tidak lagi berharap dan merasa sakit.
Maya hanya ingin mandiri dan memisahkan diri dari orang tuanya. Maya ingin ada sebagai dirinya sendiri dan melakukan semuanya atas keinginannya sendiri. Itulah caranya untuk mengada. Namun ketika ia dilarang untuk melakukannya, ia tidak mampu untuk mengungkapkannya lalumerepressnya dalam-dalam hingga berakumulasi pada titik dimana ia akan meledak (seperti ketika ia ’menyerang’ ibunya) dan menjadi ’impulsif’. Untuk memperparah, orang tuanya seringkali bereksperimen terhadap dirinya dengan komunikasi non-verbal yang terlihat serta menyangkal pemikiran, ingatan, dan tindakan yang Maya pernah lakukan. Sekarang Maya berada dalam kebingungan, ia tidak lagi mampu membedakan mana yang hanya ada dalam pikirannya dan mana yang memang terjadi; ingatan manakah yang benar-benar terjadi atau yang diciptakan; serta tidak tahu lagi siapakah yang dapat dipercaya maupun yang tidak dapat dipercaya. Komunikasi verbal antara orang tuanya membuatnya menjadi paranoid dan berhalusinasi akan apa yang orang lain pikirkan tentangnya. Karena itu Maya mencari tempat berlindungnya sendiri, diantara buku-bukunya, ke dalam 'dunia'-nya.
Orang tuanya tidak bisa menerima bahwa anaknya mulai dewasa. Mereka tidak bisa menerima mengapa Maya ingin terpisah dengan orang tuanya. Mereka menganggap Maya sakit dan perlu untuk disembuhkan. Bagi mereka, tidak ada yang mengetahui Maya lebih baik daripada mereka sendiri, bahkan Maya sekalipun. Ini yang mereka coba buat Maya mengerti. Sebenarnya yang orang tua Maya sayangi adalah Maya kecil yang manis, penurut, manja, dan sangat bergantung pada mereka. Ia bukanlah Maya, karena ia sedang sakit.
Sampai kapanpun permasalahan ini tidak akan terselesaikan apabila hanya Maya yang mendapat perawatan karena orang tuanya menyumbangkan aspek terbesar dalam perubaan dalam diri Maya. Orang tuanya harus mendapatkan perawatan agar mereka daat menerima kenyataan dan mengerti apa yang dibutuhkan Maya. Maya memerlukan pengakuan dan kepercayaan. Maya ingin mandiri dan ia ingin keluarganya ada disana untuk mendukungnya, bukan suatu penyangkalan akan keberadaannya.
Maya hanya ingin mandiri dan memisahkan diri dari orang tuanya. Maya ingin ada sebagai dirinya sendiri dan melakukan semuanya atas keinginannya sendiri. Itulah caranya untuk mengada. Namun ketika ia dilarang untuk melakukannya, ia tidak mampu untuk mengungkapkannya lalumerepressnya dalam-dalam hingga berakumulasi pada titik dimana ia akan meledak (seperti ketika ia ’menyerang’ ibunya) dan menjadi ’impulsif’. Untuk memperparah, orang tuanya seringkali bereksperimen terhadap dirinya dengan komunikasi non-verbal yang terlihat serta menyangkal pemikiran, ingatan, dan tindakan yang Maya pernah lakukan. Sekarang Maya berada dalam kebingungan, ia tidak lagi mampu membedakan mana yang hanya ada dalam pikirannya dan mana yang memang terjadi; ingatan manakah yang benar-benar terjadi atau yang diciptakan; serta tidak tahu lagi siapakah yang dapat dipercaya maupun yang tidak dapat dipercaya. Komunikasi verbal antara orang tuanya membuatnya menjadi paranoid dan berhalusinasi akan apa yang orang lain pikirkan tentangnya. Karena itu Maya mencari tempat berlindungnya sendiri, diantara buku-bukunya, ke dalam 'dunia'-nya.
Orang tuanya tidak bisa menerima bahwa anaknya mulai dewasa. Mereka tidak bisa menerima mengapa Maya ingin terpisah dengan orang tuanya. Mereka menganggap Maya sakit dan perlu untuk disembuhkan. Bagi mereka, tidak ada yang mengetahui Maya lebih baik daripada mereka sendiri, bahkan Maya sekalipun. Ini yang mereka coba buat Maya mengerti. Sebenarnya yang orang tua Maya sayangi adalah Maya kecil yang manis, penurut, manja, dan sangat bergantung pada mereka. Ia bukanlah Maya, karena ia sedang sakit.
Sampai kapanpun permasalahan ini tidak akan terselesaikan apabila hanya Maya yang mendapat perawatan karena orang tuanya menyumbangkan aspek terbesar dalam perubaan dalam diri Maya. Orang tuanya harus mendapatkan perawatan agar mereka daat menerima kenyataan dan mengerti apa yang dibutuhkan Maya. Maya memerlukan pengakuan dan kepercayaan. Maya ingin mandiri dan ia ingin keluarganya ada disana untuk mendukungnya, bukan suatu penyangkalan akan keberadaannya.
0 komentar:
Posting Komentar